Kamis, 18 Mei 2017

KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM



KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Makalah Ini Di Susun Untuk  Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen pendidikan islam

Dosen Pengampu
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I


 
 





                          Disusun  oleh:
                   Laili Rahmawati     (2014471978)
                   Lelly Nur Fadillah  (2014471979)
                   Mir’atul falah         (2014471981)





   PAI - SEMESTER VI




PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGAGUNG
Februari 2017








KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudulKonsep Dan Fungsi Manajemen Pendidikan Di Lembaga Pendidikan Islam. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
  • Bapak Nurul Amin, M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Muhammadiyah Tulungagung..
  • Bapak Dr.Afiful ikhwan M.Pdi. selaku Dosen Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan islam
  • Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat untuk meningkatkan ibadah kita kepada Alloh SWT.

Rabu,22 februari 2017

Tim Penyusun



DAFTAR ISI


COVER
KATA PENGANTAR.. II
DAFTAR ISI. III
PENDAHULUAN.. 1
BAB I PENDAHULUAN.. 1
         A. Latar Belakang. 1
         B. Rumusan masalah. 2
         C. Tujuan Masalah. 2
BAB II PEMBAHASAN.. 3
         A. Konsep Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan Islam 3
         B. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam.. 6
         C. Prinsip Manajemen Pendidikan Islam 7
         D. Unsur unsur Manajemen Pendidikan Islam.. 7
         E. Fungsi Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan Islam. 8
BAB III PENUTUP. 17
         A.  Kesimpulan. 17
         B.  Saran. 18
DAFTAR PUSTAKA.. 19






BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah

 

Pendidikan di Indonesia menganut konsep pendidikan seumur hidup. Oleh sebab itu pendidikan menjadi tanggungjawab semua pihak termasuk di dalamnya pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, maka pendidikan itu sendiri membutuhkan pengelolaan secara baik. Pengelolaan pendidikan baik oleh pemerintah dan swasta untuk jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah pada setiap jenis dan jenjang pendidikan sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. sehingga di harapkan dapat menghasilkan generasi yg berperadaban ,bermutu, efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat penting dalam mewujudkan system pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Manajemen system pendidikan sangat penting karena proses penataan sumber daya pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelejaran, keuangan, sarana dan prasarana  pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu ditata dan di menej secara professional,sehingga bisa di katakan keberhasilan suatu sekolah tergantung dari hasil manajemennya.
 Artinya seluruh sumber daya pendidikan yang ada, tidak akan berpengaruh dalam pembangunan SDM yang bermutu, apabila manajemen pendidikannya lemah. Dengan demikian, manajemen pendidikan yang professional merupakan salah satu kunci penting dalam membangun system pendidikan Nasional,

B.       Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas penulis ingin merumuskan masalah sbb:
1.      Bagimana konsep manajemen dalam lembaga pendidikan?
2.      Apa fungsi menejemen dalam lembaga pendidikan islam?

C.       TujuanMasalah

1.      Untuk  menjelaskan konsep manajemen dalam lembaga pendidikan
2.      Untuk  menjelaskan fungsi manajemen dalam lembaga pendidikan





















 


BAB II

PEMBAHASAN

A.       Konsep Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan

Manajemen merupakan ilmu, kiat, seni dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Gulick (1965) dalam Satori (2006:10), karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematisberusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan sebagaikiat, menurut Follett, karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesionalnya dituntun oleh suatu kode etik .sifat khusus yang utama manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin ilmu. Manajemen sebagai seni karena dalam melaksanakan fungsi dan prinsip manajemen dihadapkan kepada masalah-masalah yang kompleks yang membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki seni memimpin yang dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen sebagai profesi dilandasi oleh nilai-nilai etik organisasi yang membutuhkan keahlian khusus yang tidak sembarangan orang dapat melekukan pekerjaan manajerial secara professional seperti yang digariskan dalam kerangka ilmu manajemen pendidikan.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk dapat memahami konsep manajemen dalam lembaga pendidikan secara umum, antara lain yaitu dg memahami pengertian atau definisi dari managemen pendidikan, tujuan yg ingin di capai yg telah di rumuskan oleh lembaga pendidikan,prinsip manajemen pendidikan serta unsur- unsur manajemen pendikan.

1.      Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan terdiri dari dua istilah, yaitu manajemen dan pendidikan.
Manajemen dalam bahasa inggris dikenal dengan kata manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan dan mengelola (John M. Echols & Hasan Shadily, 2003:372). Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.S.J. Poerwadarminata 2007:742) manajemen diartikan sebagai cara mengelola suatu perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh seorang manajer (pengatur/pemimpin) berdasarkan urutan manajemen.[1]
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[2]
Hersey dan Blandchard (1982:3) mendefinisikan manajemen sebagai proses kerjasama melalui orang-orang atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi yang diterapkan pada semua bentuk dan jenis organisasi. Gulick (1965), ahli administrasi public Amerika, mengemukakan bahwa manajemen menjadi suatu ilmu jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan kejelasan apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu memungkinkan mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya. Dalam perjalanannya sebagai suatu manajemen diuji dengan pengalaman. Robert Owen (1800-1828), seorang pionir manajemen personalia modern terkemuka, mengatakan bahwa manajemen perusahaan yang baik menguntungkan bagi sang majikan dan merupakan bagian pokok dari setiap pekerjaan manajer.[3]
Sedangkan definisi dari pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pengertian manajemen dan pendidikan di atas, maka manajemen pendidikan bisa di artikan sebagai suatu proses yang mengandung fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan itu dapat berjalan secara efektif dan efesien menghasilkan peserta didik yang mempunyai pengetahuan, kepribadian dan keterampilan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif.
 Mengadopsi pengertian manajemen dari para ahli dapat dikemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”
Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan bahwa “Administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan:
a Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan
b.  Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya
c. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu

2.      Tujuan  manajemen pendidikan

Manjemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan karyawan, da masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsure-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.[4]
Secara garis besar manajemen pendidikan
di perlukan  agar pelaksanaan suatu program dapat terencana  secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
·       Produktivitas merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas.
·      Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau jasa (services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Pfeffer end Coote, 1991).
·      Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi
·      Efesiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu  dengan betul (doing things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas adalah perbandingan antara rencana tujuan yang dicapai, efesiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Efesiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.

3.      Prinsip  Manajemen

Douglas merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:
(a)      Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
(b)     Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
(c)      Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
(d)     Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
(e)      Relativitas nilai-nilai.
Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Hal ini hampir selaras dengan apa yang dikemukakan Fattah (1996: 33) yang mengklasifikasikan prinsip manajemen ke dalam tiga ranah yaitu:
1)        Prinsip manajemen berdasarkan sasaran: bahwa tujuan adalah sangat esensial bagi organisasi.
2)        Prinsip manajemen berdasarkan orang; adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia.
3)        Prinsip manajemen berdasarkan informasi; adalah aktivitas manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat.

4.      Unsur unsur manajemen

Manajemen terdiri dari 6 unsur yaitu.
1.         Man: tenaga manusia
2.         Money:dana yg di perlukan untuk mencapainya
3.         Methods: cara/sistem untuk mencapai tujuan
4.         Material ;bahan untuk mencapai tujuan pendidikan
5.         Machines;mesin/ alat yg di butuhkan
6.         Market; untuk memasarkan hasil(output)

B.       Fungsi Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan islam

Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa fungsi manajemen pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para ahli tidak sama, tergantung pada sudut pendekatan dan pandangan mereka. Untuk bahan perbandingan penulis mencoba menyajikan pembagian fungsi-fungsi manajemen dlm bentuk tabel di bawah ini
FUNSI-FUNGSI MANAJEMEN
G.R. Terry
John F.Mee
Louis A.Allen
MC. Namara
1.            Planning
2.            Organizing
3.            Actuating
4.            Controlling
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Leading
Planning
Organizing
 controlling
Planning
Programming
Budgeting
System
Henry Fayol
Harold Koontz
Cyril O’Donnel
Drs.P.Siagian
Prof. Drs. Oey
Liang Lee
1.      Planning
2.      Organizing
3.      Commanding
4.      Coordinating
5.      Controlling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Controlling
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Evaluation
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengkoordinasian
Pengontrolan
W.H. Newman
Luther Gullick
Lyndall F.Urwick
John. D.Millet
Planning          Organizing
Assembling Resources
  Directing
  Controlling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
Forecasting
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
Directing
Facilitating

Jika fungsi manajemen yang dikemukakan para ahli digabungkan maka terdapat beberapa fungsi yaitu forecasting, planning, termasuk budgeting, organizing, acting, staffing, atau assembling, facilitating, directing atau commanding leading, coordinatingtermasuk system, motivating, controlling, reporting.[5]

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam  perspektif  lembaga pendidikan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry (POAC)[6], meliputi :

1.    Perencanaan (planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
            Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a.    Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
b.     Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
c.    Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
d.   Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
e.    Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
f.     Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
g.    Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
h.    Menghemat waktu, usaha dan dana.
Sementara itu menurut Ramayulis[7]   mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
a.    Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
b.    Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
c.    Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
d.   Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.

2.        Pengorganisasian (organizing)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
 Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
(a)      organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
(b)     pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
(c)      organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
(d)     organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol
(e)      organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
(f)      organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu :
(a)      pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi;
(b)     pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan
(c)      pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis
George  Terry dalam halaman l;ain bukunya mengemukakan bahwa   pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.[8]
Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan[9].    
Sementara itu Ramayulis  menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.[10]

2.         Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating).

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri  menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.[11]
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a.    Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
b.    Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
c.    Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
d.   Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
 pengawasan dalam pendidikan Islam, mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[12]
Dalam catatan lain  seperti yang terdapat dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak ada lima fungsi pentng yang harus ada dalam manajemen pendidikan spt yang kita lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang meliputi:
(1)   Planning (perencanaan)
(2)   Organizing (pengorganisasian)
(3)   Actuating (penggerakan)
(4)   Communication (komunikasi)
(5)   Controlling (pengawasan)
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling berkaitan antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
Dalam perspektif pendidikan baik di lembaga formal maupun non formal agar tujuan pendidikan  dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat penting dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pendidikan, karena bagaimanapun juga sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara optimal.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.













BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.    Dalam lembaga pendidikan baik formal maupun non formal konsep manajemen dapat dengan mudah di pahami dg mengetahui beberapa hal terkait manajemen sbb
a)    Definisi manajemen pendidikan yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.Secara khusus dalam konteks pendidikan,
b)   Secara garis besar tujuan di fungsikannya  manajemen pendidikan
dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan suatu program dapat terencana  secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien
c)    Prinsip prinsip manajemen meliputi;
1.         Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
2.         Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
3.         Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
4.         Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
5.         Relativitas nilai-nilai.
d)   Unsur unsur manajemen meliputi 6 hal yg biasa di singkat dg 6 M yaitu
7.         Man: tenaga manusia
8.         Money:dana yg di perlukan untuk mencapainya
9.         Methods: cara/sistem untuk mencapai tujuan
10.     Material ;bahan untuk mencapai tujuan pendidikan
11.     Machines;mesin/ alat yg di butuhkan
12.     Market; untuk memasarkan hasil(output)
2.    Fungsi manajemen pendidikan dalam lembaga pendidikan islam
ada lima fungsi pentng yang harus ada dalam manajemen pendidikan spt yang kita lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang meliputi:
1.        Planning (perencanaan)
2.        Organizing (pengorganisasian)
3.        Actuating (penggerakan)
4.        Communication (komunikasi)
5.        Controlling (pengawasan)

B.  Saran

Mengingat pentingnya manajemen terhadap suatu sistem pendidikan dengan mempertimbangkan tujuan serta pengaruhnya terhadap perkembangan dunia pendidikan ,penulis berharap dengan adanya penerapan fungsi manajemen secara benar, dapat tercapai tujuan suatu pendidikan secara optimal. Sehingga suatu program pendidikan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah d canangkan.














DAFTAR PUSTAKA


Badarudin M. Ag,2013. “Dasar-dasar Manajemen“ . Bandung Alfabeta.
Diding. (2007).”Manajemen Pendidikan “.Dalam Ali,M.,Ibrahim,R., Sukmadinata ________,NS.,Sudjana,D., dan Rasjidin , W (penyunting)  Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana press.
Engkoswara, H. dan Komariah, Aan, (2011), Administrasi Pendidikan, Bandung:
George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Hamalik, Oemar, (2006), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Brantas, Dasar-dasar Manajemen. Alfabeta. 2009.
Qomar, Mujamil. “Manajemen Pendidikan Islam”. Jakarta :Erlangga.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008.
SP Hasibuan, Malayu. 2009.”Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Bumi Aksara.
Widiarti dan Suranto. 2009. “Konsep Mutu Dalam Pendidikan Vokasi”. Semarang: Sindur _press.
Yaqin, Husnul, (2011), Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan, Banjarmasin: Antasari Press.
.









[1]Dr  Badarudin M. Ag,2013. “Dasar-dasar Manajemen“ . Bandung Alfabeta. Cet 1. Hal. 1
[2]Malayu S.P. Hasibuan,2009.”Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Bumi Aksara.hal.1-2
[3] Diding, Nurdin. (2007).”Manajemen Pendidikan”, Dalam Ali,M.,Ibrahim,R.,Sukmadinata.N.S.,dan Rasjidin, W (penyunting) Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.hal.225.

[4] Malayu SP. Hasibuan. hal.1

[5] Badarudin. hal. 2
[6] Ibid hal.5
[7]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(Kalam Mulia, Jakarta, 2008), hal. 271
[8]George R Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Bumi Aksara, Jakarta,   2006), hal. 73
[9]Siswanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 119

[10]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 272
[11]Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam  Prkatik, hal. 156

[12]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 274