KONSEP DAN
FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen pendidikan islam
Dosen Pengampu
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Disusun
oleh:
Laili
Rahmawati (2014471978)
Lelly Nur
Fadillah (2014471979)
Mir’atul
falah (2014471981)
PAI - SEMESTER VI
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGAGUNG
Februari 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke
hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya Penulis bisa menyelesaikan makalah
yang berjudulKonsep Dan Fungsi Manajemen Pendidikan Di Lembaga Pendidikan
Islam. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan Islam
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Nurul Amin, M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Muhammadiyah Tulungagung..
- Bapak Dr.Afiful ikhwan M.Pdi. selaku Dosen Pengampu mata kuliah manajemen pendidikan islam
- Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat
untuk meningkatkan ibadah kita kepada Alloh SWT.
Rabu,22
februari 2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep Manajemen Dalam
Lembaga Pendidikan Islam
B. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam
C. Prinsip Manajemen Pendidikan Islam
D. Unsur unsur Manajemen Pendidikan Islam
E. Fungsi Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan Islam.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia menganut konsep pendidikan seumur
hidup. Oleh sebab itu pendidikan menjadi tanggungjawab semua pihak termasuk di
dalamnya pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Agar tujuan pendidikan nasional
dapat terwujud, maka pendidikan itu sendiri membutuhkan pengelolaan secara
baik. Pengelolaan pendidikan baik oleh pemerintah dan swasta untuk jalur
pendidikan sekolah maupun luar sekolah pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. sehingga
di harapkan dapat menghasilkan generasi yg berperadaban ,bermutu, efektif dan
efisien.
Manajemen pendidikan
sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat penting dalam
mewujudkan system pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Manajemen system
pendidikan sangat penting karena proses penataan sumber daya pendidikan (pengelolaan
tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelejaran, keuangan, sarana dan
prasarana pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan
antara pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu ditata dan di menej secara professional,sehingga bisa di katakan keberhasilan suatu
sekolah tergantung dari hasil manajemennya.
Artinya seluruh
sumber daya pendidikan yang ada, tidak akan berpengaruh dalam pembangunan SDM
yang bermutu, apabila manajemen pendidikannya lemah. Dengan demikian, manajemen
pendidikan yang professional merupakan salah satu kunci penting dalam membangun
system pendidikan Nasional,
B. Rumusan masalah
Dari latar
belakang di atas penulis ingin merumuskan masalah sbb:
1.
Bagimana konsep manajemen dalam lembaga
pendidikan?
2.
Apa fungsi menejemen dalam lembaga pendidikan
islam?
C. TujuanMasalah
1.
Untuk
menjelaskan konsep manajemen dalam lembaga pendidikan
2.
Untuk
menjelaskan fungsi manajemen dalam lembaga pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan
Manajemen merupakan ilmu, kiat, seni dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu, menurut Gulick (1965) dalam Satori (2006:10), karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematisberusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan sebagaikiat, menurut
Follett, karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu
prestasi manajer dan para profesionalnya dituntun oleh suatu kode etik .sifat
khusus yang utama manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta
pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin ilmu. Manajemen
sebagai seni karena dalam melaksanakan fungsi dan prinsip manajemen dihadapkan
kepada masalah-masalah yang kompleks yang membutuhkan seorang pemimpin yang
memiliki seni memimpin yang dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen sebagai profesi dilandasi oleh nilai-nilai etik organisasi yang
membutuhkan keahlian khusus yang tidak sembarangan orang dapat melekukan
pekerjaan manajerial secara professional seperti yang digariskan dalam kerangka
ilmu manajemen pendidikan.
Ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan untuk dapat memahami konsep manajemen dalam lembaga pendidikan secara
umum, antara lain yaitu dg memahami pengertian atau definisi dari managemen
pendidikan, tujuan yg ingin di capai yg telah di rumuskan oleh lembaga
pendidikan,prinsip manajemen pendidikan serta unsur- unsur manajemen pendikan.
1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan terdiri dari dua istilah,
yaitu manajemen dan pendidikan.
Manajemen dalam bahasa
inggris dikenal dengan kata manage yang berarti mengatur,
mengurus, melaksanakan dan mengelola (John M. Echols & Hasan Shadily,
2003:372). Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.S.J.
Poerwadarminata 2007:742) manajemen diartikan sebagai cara mengelola suatu
perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh seorang manajer
(pengatur/pemimpin) berdasarkan urutan manajemen.[1]
Manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[2]
Hersey dan Blandchard
(1982:3) mendefinisikan manajemen sebagai proses kerjasama melalui orang-orang
atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi yang diterapkan pada semua
bentuk dan jenis organisasi. Gulick (1965), ahli administrasi public Amerika,
mengemukakan bahwa manajemen menjadi suatu ilmu jika teori-teorinya mampu
menuntun manajer dengan kejelasan apa yang harus dilakukan pada situasi
tertentu memungkinkan mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya. Dalam
perjalanannya sebagai suatu manajemen diuji dengan pengalaman. Robert Owen
(1800-1828), seorang pionir manajemen personalia modern terkemuka, mengatakan
bahwa manajemen perusahaan yang baik menguntungkan bagi sang majikan dan
merupakan bagian pokok dari setiap pekerjaan manajer.[3]
Sedangkan
definisi dari pendidikan Menurut
UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pengertian manajemen dan pendidikan di atas, maka
manajemen pendidikan bisa di artikan sebagai suatu proses yang mengandung
fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga
pendidikan itu dapat berjalan secara efektif dan efesien menghasilkan peserta
didik yang mempunyai pengetahuan, kepribadian dan keterampilan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu
lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas
pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien untuk mencapai
tujuan secara efektif.
Mengadopsi pengertian manajemen dari para ahli
dapat dikemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”
Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan bahwa “Administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan:
a Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan
b. Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya
c. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”
Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan bahwa “Administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan:
a Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan
b. Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya
c. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu
2. Tujuan manajemen pendidikan
Manjemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan karyawan, da
masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsure-unsur manajemen
akan dapat ditingkatkan.[4]
Secara garis besar manajemen
pendidikan
di perlukan agar pelaksanaan suatu program dapat terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
di perlukan agar pelaksanaan suatu program dapat terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
·
Produktivitas
merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan
jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan secara
kuantitas maupun kualitas.
·
Kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau
penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) dan/atau
jasa (services) tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan/atau
kinerjanya (Pfeffer end Coote, 1991).
·
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi
·
Efesiensi
berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu
dengan betul (doing things right) sementara efektivitas adalah
menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas adalah perbandingan
antara rencana tujuan yang dicapai, efesiensi lebih ditekankan pada
perbandingan antara input/sumber daya dengan output. Efesiensi pendidikan
adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi waktu,
biaya, tenaga dan sarana.
3. Prinsip Manajemen
Douglas merumuskan prinsip-prinsip
manajemen pendidikan sebagai berikut:
(a)
Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan
kepentingan mekanisme kerja.
(b)
Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
(c)
Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya
sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
(d)
Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
(e)
Relativitas nilai-nilai.
Prinsip di atas memiliki esensi
bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan,
orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Hal ini hampir selaras dengan apa
yang dikemukakan Fattah (1996: 33) yang mengklasifikasikan prinsip manajemen ke
dalam tiga ranah yaitu:
1)
Prinsip manajemen berdasarkan sasaran: bahwa tujuan adalah
sangat esensial bagi organisasi.
2)
Prinsip manajemen berdasarkan orang; adalah suatu aktivitas
manajemen yang diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia.
3)
Prinsip manajemen berdasarkan informasi; adalah aktivitas
manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengkap dan akurat.
4. Unsur unsur manajemen
Manajemen
terdiri dari 6 unsur yaitu.
1.
Man: tenaga manusia
2.
Money:dana yg di perlukan untuk mencapainya
3.
Methods:
cara/sistem untuk mencapai tujuan
4.
Material ;bahan untuk mencapai tujuan pendidikan
5.
Machines;mesin/ alat yg di butuhkan
6.
Market; untuk memasarkan hasil(output)
B. Fungsi Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan islam
Manajemen pendidikan mempunyai
fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya dengan pengelolaan
proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa fungsi manajemen
pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen
yang dikemukakan para ahli tidak sama, tergantung
pada sudut pendekatan dan pandangan mereka. Untuk bahan perbandingan penulis mencoba
menyajikan pembagian fungsi-fungsi
manajemen dlm
bentuk tabel di bawah ini
FUNSI-FUNGSI MANAJEMEN
|
G.R. Terry
|
John F.Mee
|
Louis A.Allen
|
MC. Namara
|
|
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
|
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
|
Leading
Planning
Organizing
controlling
|
Planning
Programming
Budgeting
System
|
|
Henry Fayol
|
Harold Koontz
Cyril O’Donnel
|
Drs.P.Siagian
|
Prof. Drs. Oey
Liang Lee
|
|
1. Planning
2. Organizing
3. Commanding
4. Coordinating
5. Controlling
|
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Controlling
|
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Evaluation
|
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengkoordinasian
Pengontrolan
|
|
W.H. Newman
|
Luther Gullick
|
Lyndall F.Urwick
|
John. D.Millet
|
|
Planning Organizing
Assembling Resources
Directing
Controlling
|
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
|
Forecasting
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
|
Directing
Facilitating
|
Jika fungsi manajemen
yang dikemukakan para ahli digabungkan maka terdapat beberapa fungsi yaitu
forecasting, planning, termasuk budgeting, organizing, acting,
staffing, atau assembling, facilitating, directing atau
commanding leading, coordinatingtermasuk system, motivating,
controlling, reporting.[5]
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif lembaga pendidikan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry (POAC)[6], meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak lain merupakan
kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan
David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which
manager set objective, asses the future, and develop course of action designed
to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan
bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan;
b.
Membantu dalam
kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; Memungkinkan manajer
memahami keseluruhan gambaran;
c.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
d.
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
e.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
f.
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami;
g.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
h.
Menghemat waktu, usaha dan dana.
Sementara itu menurut Ramayulis[7] mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam
perencanaan itu meliputi :
a.
Penentuan prioritas agar pelaksanaan
pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh
komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
b.
Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan
sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
c.
Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana
tindakan.
d.
Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan
kelompok-kelompok kerja.
Dari uraian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan
kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang
matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan
gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui
kesuksesan yang memuaskan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah
pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa :
“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien,
dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami
bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi
rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap
kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa
targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
(a)
organisasi
harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan;
(b)
pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian
kerja;
(c)
organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab
(d)
organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol
(e)
organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
(f)
organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T.
Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu :
(a)
pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi;
(b)
pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan
(c)
pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis
George
Terry dalam halaman l;ain bukunya mengemukakan bahwa pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen
dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur
manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.[8]
Organisasi dalam pandangan
Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah
pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan
mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan[9].
Sementara itu Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah
proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur,
wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla,
baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.[10]
2. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating).
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry
(1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam
hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang
pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan
pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri menyatakan bahwa dalam pandangan Islam
pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah
dan membenarkan yang hak.[11]
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi
penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang
diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a.
Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran
pelaksanaan kegiatan;
b.
Pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata
c.
Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
d.
Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
pengawasan dalam pendidikan Islam, mempunyai karakteristik sebagai
berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya
manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang
menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa
pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab
kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain
pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi,
pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.[12]
Dalam catatan lain
seperti yang terdapat dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan
Manajemen Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak ada lima fungsi
pentng yang harus ada dalam manajemen pendidikan spt yang kita lihat
isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang meliputi:
(1) Planning (perencanaan)
(2) Organizing (pengorganisasian)
(3)
Actuating (penggerakan)
(4)
Communication (komunikasi)
(5)
Controlling (pengawasan)
Fungsi-fungsi
manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling berkaitan antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen.
Dalam perspektif pendidikan baik di lembaga formal maupun
non formal agar tujuan pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki
peranan yang amat penting dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
proses pendidikan, karena bagaimanapun juga sekolah merupakan suatu sistem yang
di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu
dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang
baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang
pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara optimal.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Dalam lembaga pendidikan baik formal maupun non formal konsep
manajemen dapat dengan mudah di pahami dg mengetahui beberapa hal terkait
manajemen sbb
a)
Definisi manajemen pendidikan yaitu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.Secara khusus dalam konteks pendidikan,
b)
Secara garis besar tujuan di fungsikannya manajemen pendidikan
dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan suatu program dapat terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien
dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan suatu program dapat terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien
c)
Prinsip prinsip manajemen meliputi;
1.
Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan
kepentingan mekanisme kerja.
2.
Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
3.
Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya
sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
4.
Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
5.
Relativitas nilai-nilai.
d)
Unsur unsur manajemen meliputi 6 hal yg biasa di singkat dg
6 M yaitu
7.
Man: tenaga manusia
8.
Money:dana yg di perlukan untuk mencapainya
9.
Methods: cara/sistem untuk mencapai tujuan
10.
Material ;bahan untuk mencapai tujuan pendidikan
11.
Machines;mesin/ alat yg di butuhkan
12.
Market; untuk memasarkan hasil(output)
2.
Fungsi manajemen pendidikan dalam lembaga pendidikan islam
ada lima fungsi pentng yang harus ada dalam manajemen
pendidikan spt yang kita lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang
meliputi:
1.
Planning (perencanaan)
2.
Organizing (pengorganisasian)
3.
Actuating (penggerakan)
4.
Communication (komunikasi)
5.
Controlling (pengawasan)
B. Saran
Mengingat pentingnya manajemen terhadap suatu
sistem pendidikan dengan mempertimbangkan tujuan serta pengaruhnya terhadap
perkembangan dunia pendidikan ,penulis berharap dengan adanya penerapan fungsi
manajemen secara benar, dapat tercapai tujuan suatu pendidikan secara optimal.
Sehingga suatu program pendidikan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
tujuan yang telah d canangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Badarudin M. Ag,2013. “Dasar-dasar
Manajemen“ . Bandung Alfabeta.
Diding.
(2007).”Manajemen Pendidikan “.Dalam Ali,M.,Ibrahim,R., Sukmadinata
________,NS.,Sudjana,D., dan Rasjidin , W (penyunting) Ilmu Dan
Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana press.
Engkoswara, H. dan Komariah, Aan, (2011), Administrasi
Pendidikan, Bandung:
George R Terry, Prinsip-prinsip
Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Hamalik, Oemar, (2006), Manajemen
Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nurdin, Brantas, Dasar-dasar
Manajemen. Alfabeta. 2009.
Qomar, Mujamil. “Manajemen
Pendidikan Islam”. Jakarta :Erlangga.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta : Kalam Mulia, 2008.
SP Hasibuan, Malayu.
2009.”Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta: Bumi Aksara.
Widiarti dan Suranto.
2009. “Konsep Mutu Dalam Pendidikan Vokasi”. Semarang: Sindur
_press.
Yaqin,
Husnul, (2011), Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan,
Banjarmasin: Antasari Press.
.
[1]Dr Badarudin M. Ag,2013. “Dasar-dasar
Manajemen“ . Bandung Alfabeta. Cet 1. Hal. 1
[3] Diding, Nurdin. (2007).”Manajemen Pendidikan”,
Dalam Ali,M.,Ibrahim,R.,Sukmadinata.N.S.,dan Rasjidin, W (penyunting) Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.hal.225.
[6] Ibid hal.5
[7]Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam,(Kalam Mulia, Jakarta, 2008), hal. 271
[9]Siswanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hal. 119
[10]Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, hal. 272
Tidak ada komentar:
Posting Komentar